Menjadi orang tua merupakan salah satu konsekwensi
dari pernikahan. Sayangnya banyak orang tua yang terkaget-kaget menghadapi anak
justru setelah menjadi orang tua. Sulitnya merawat dan mendidik anak tidak
pernah terbayangkan sebelumnya oleh para calon orang tua. Hal ini membuat para
orang tua mencari sumber bacaan yang bisa memandu mereka saat mengasuh buah
hatinya.
Saya terinspirasi membagikan pengalaman saya dalam
mendidik anak dalam bentuk buku bukan berarti saya sudah sangat ahli. Justru
banyaknya kendala-kendala yang saya rasakan dan perjuangan mencari solusi inilah
yang menginspirasi saya untuk dapat membantu para orang tua. Saya membayangkan buku parenting yang saya tulis ini memiliki gaya penceritaan yang akrab layaknya ngobrol antara sesama ibu atau orang tua. Jadi bukan berisi teori-teori yang kaku.
Oya, saya pernah membaca status sedikit miring yang berkaitan dengan materi parenting ini dari beberapa orang ibu di media
sosial. Mereka berpendapat buku parenting membuat kehidupan seorang ibu menjadi penuh
tekanan dan tidak bisa mendapatkan kebahagiaan.
Sejenak saya merasa heran. Kok, saya merasa tidak
begitu ya? Saya justru merasa buku parenting itu membantu dan memandu saya.
Dengan buku parenting itu pula saya menemukan kejelasan dan malah jadi terbebas
dari perasaan-perasaan bersalah saat menghadapi anak. Hmm...kenapa ya?
Saya pikir, perbedaan ini mungkin bermula dari sudut
pandang kita dalam menyikapi tugas sebagai orang tua. Saya sendiri memandang
anak-anak yang terlahir dari rahim saya merupakan sosok-sosok polos yang begitu
berharap pada ayah-ibunya. Mereka menyandarkan seluruh kebutuhan materi seperti
sandang, pangan, papan hingga non materi seperti pendidikan, perlindungan dan
kasih sayang penuh dari orang tuanya. Dari situ timbul pada diri saya perasaan
berharga karena merasa dibutuhkan. Perasaan dibutuhkan inilah yang mendorong
saya kreatif melakukan yang terbaik bagi anak-anak saya.
Apakah saya tertekan dalam menjalaninnya? Ya, jika
saya berharap hasil instan dari apa yang saya lakukan untuk anak-anak saya.
Mendidik anak adalah proses membentuk jiwa-jiwa manusia yang masih putih bersih.
Kita orang tua diberi kewenangan untuk memberi warna pada mereka seperti yang
tersurat pada hadits Nabi Saw.
“Setiap anak
yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang
menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”
Maka menjadi orang tua bukan soal tertekan atau
bukan tetapi soal tanggung jawab yang mesti disadari penuh bahkan jauh sebelum
anak-anak kita lahir ke dunia ini. Jadi, lakukan saja dengan sukarela. Jangan
khawatir, kebahagiaan bakal menunggu para orang tua di masa depan karena
mendidik anak dan memenuhi hak-hak mereka adalah investasi dunia akhirat bagi
orang tuanya.
Setuju mba. Buku parenting bukan membuat para orang tua tertekan justru sebaliknya, membantu orang tua.
BalasHapusYa saya juga berpikir begitu, Mba :)
HapusBuku parenting sebaiknya tidak hanya teori, tapi juga praktik. Dan praktik pun harus banyak kasus yang disajikan :)
BalasHapusIya Bhai, noted. Terima kasih banyak :)
HapusSependapat dengan Bang Benny. :-)
Hapus