Senin, 28 November 2016

Tuntunan Islam di Awal Kehidupan Anak




Setiap saya menghadiri undangan acara syukuran kelahiran bayi, saya selalu melihat ada kegembiraan dan harapan besar pada keluarga itu. Ibu-ibu pengajian diundang untuk melantunkan ayat-ayat al qur’an. Makanan dihidangkan kepada sanak saudara, tetangga dan seluruh tamu undangan. Semua dilakukan demi menyambut jabang bayi yang baru lahir. Orang tua jabang bayi meminta pada semua yang hadir supaya dapat mendoakan anaknya agar tumbuh sehat sempurna, menjadi anak shaleh, dijauhkan dari segala marabahaya, dimudahkan rejekinya dan berbagai harapan baik lainnya.
Demikianlah Allah menumbuhkan kasih sayang pada hati kedua orang tua kepada anaknya. Apapun rela dilakukan orang tua demi untuk kebaikan anaknya. Kasih sayang yang ditanamkan Allah di hati orang tua tersebut haruslah menjadi modal bagi orang tua dalam rangka mendidik anak secara berkelanjutan. Allah menjanjikan pahala yang tidak terputus bagi orang tua yang senantiasa didoakan oleh anaknya yang shaleh meskipun orang tua sudah wafat. Karenanya harus menjadi motivasi bagi orang tua untuk terus mengupayakan pendidikan anaknya seoptimal mungkin sehingga terwujud anak yang shaleh.
“Apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)
Dalam Islam ada beberapa syariat yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw. yang berkaitan dengan kelahiran anak dan dampaknya dalam pendidikan anak.

Memperdengarkan Lapadz Adzan dan Iqamah
Foto dari sini
Dengan perasaan takjub, Iman menerima anaknya yang masih dalam balutan kain dari tangan perawat. Beberapa menit lalu, bayi itu masih dalam perut Mia, isterinya.
“Silakan diazdankan, Pak,” ujar perawat sambil tersenyum.
Dengan suara gemetar menahan gejolak hati, Iman mengumandangkan adzan dengan lembut di telinga kanan anaknya dilanjutkan iqamah di telinga kirinya. Bagi Iman lantunan adzan dan iqamah ini bukan sekadar memperdengarkan namun lebih merupakan ajakan dan harapan pada anaknya untuk hidup taat kepada Allah swt. Air mata Iman pun berderai hingga iqamah selesai dilantunkan. Iman mengecup kening sang bayi dan menyerahkan pada Mia untuk disusui.
“Bahwa Nabi Saw. telah mengumandangkan adzan pada telinga Al Hasan bin Ali (yang sebelah kanan) ketika ia baru dilahirkan dan mengumandangkan iqamah pada telinga kirinya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ketika seorang anak lahir ke alam dunia ini, maka kalimat yang hendaknya orang tua muslim ingin perdengarkan pada anaknya adalah seruan untuk beribadah kepada Allah. Seperti yang termaktub dalam al qur’an bahwa sebab terciptanya kehidupan manusia ini adalah karena adanya kewajiban untuk mengabdi kepada Allah, Sang Khalik.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adh-Dhariyat: 56)
Panggilan adzan dan iqamah adalah panggilan shalat yang berarti menghadap dan beribadah pada Allah. Maka begitu pula dengan adzan dan iqamah pada bayi yang baru lahir. Bayi memang belum mengerti tentang adzan dan iqamah. Dan tidak akan pernah mengerti jika orang tua tidak pernah mengajarkannya hingga anak tahu maksudnya. Berarti yang harus dilakukan orang tua bukan hanya sebatas ajakan saja namun direalisasikan dengan pendidikan sehingga ketika anaknya dewasa ia hidup dalam rangka beribadah kepada Allah swt. 

Menyusui dan Menyapih Anak
Foto dari sini
Waktu si sulung usia 7 bulan, saya hamil anak kedua. Karena tidak kuat menyusui dalam keadaan hamil, akhirnya saya menyapih si sulung di usia 9 bulan. Saya tidak terlalu khawatir menyapihnya karena si sulung sudah makan tambahan. Jika dia minta susu, saya memberinya sufor selang-seling dengan air rebusan beras. Alhamdulillah tidak ada pengaruh pada kecerdasan intelektualnya. Ketika masuk SMA dan melakukan psikotest, IQ-nya ada di 137.
Sedangkan untuk si bungsu keadaannya lain lagi. Sejak dia lahir, ASI yang keluar sangat sedikit. Puting payudara saya pun lecet dan berdarah. Mungkin karena faktor usia saya yang menjelang 40-an. Tubuh bayi waktu itu sampai panas karena lapar. Akhirnya saya memutuskan untuk memberi tambahan sufor selain ASI.
Semua orang sudah tahu dan mengakui akan manfaat gizi dan pemberian ASI ini. Namun kenyataannya tidak semua ibu dapat menyempurnakan pemberian ASI hingga 2 tahun karena berbagai faktor. Salah satu contohnya,  seperti yang terjadi pada diri saya. Allah Maha Tahu, sehingga solusinya pun sudah Allah cantumkan dalam al qur’an. Berikut ayat yang membahas mengenai masalah menyusui dan penyapihan.
 “Para Ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Qs.Al Baqarah: 233)
Menyusui anak hendaklah dimanfaatkan juga sebagai media membangun kelekatan (ikatan emosi) dengan anak. Kebiasaan-kebiasaan membelai janin saat dalam kandungan sebaiknya diteruskan. Begitu ibu dan anak sudah mendapat posisi nyaman, belailah kepala dan bahu anak dengan lembut. Bisikan doa-doa dan harapan supaya menjadi anak yang shaleh. Mohon juga kepada Allah supaya air susu yang masuk ke mulut bayi itu halal dan barokah.
Kadang seorang ibu tertidur pada saat menyusui karena mengantuk dan capek. Justru pada saat menyusui inilah ibu bisa beristirahat. Namun upayakan sebelum tertidur berdoalah dahulu supaya anak kita dilindungi. Karena tentunya pada saat tertidur, perhatian ibu akan lepas dari anak.
Dalam proses menyusui ini, seorang ayah pun tidak lepas peranannya. Jika kita melihat  ayat di atas, jelas tertulis bahwa demi mendukung lancarnya proses menyusui maka ayah harus mencukupi kebutuhan ibu dengan cara yang baik. Makanan ibu harus terjamin dan ibu pun harus merasa nyaman. Artinya proses menyusui anak bukan hanya pekerjaan seorang ibu saja melainkan pekerjaan tim (jamaah) dengan ayah.

Aqiqah, Mencukur Rambut dan Memberi Nama
Foto dari sini
Waktu kecil, saya pernah disuruh kakek saya mengantarkan beberapa gulungan kertas kecil ke rumah kerabat. Sifatnya yang seperti rahasia malah memancing 'kenakalan' saya. Di tengah jalan, gulungan-gulungan kertas yang mirip isi kocokan arisan itu saya buka satu per satu (maaf, Kakek). Ternyata, isi setiap satu carik kertas itu berisi satu nama perempuan. Saya tidak mengerti ini apa maksudnya? Kemudian saya gulung lagi kertas-kertas itu dan saya antarkan pada orang yang dimaksud.
Sampai di rumah saya tanya Kakek untuk apa gulungan kertas itu? Kata Kakek, itu nama-nama yang akan dipilih oleh kerabatnya untuk memberi nama bayi perempuannya yang baru lahir. Jadi mereka minta Kakek membuatkan beberapa pilihan nama untuk nama anaknya.
Dalam Islam, pemberian nama pada anak biasanya dilakukan saat aqiqah yaitu hari ke-7 kelahiran. Walaupun nama sudah dibuat sejak sebelum anak lahir, namun ibaratnya peresmian nama lebih afdal pada saat aqiqah itu. Disertai dengan cukur rambut, pemotongan hewan aqiqah dan acara syukuran yang dihadiri sanak saudara dan tetangga.
Teman-teman pernah bingung tidak saat memberi nama anak?
Setiap anak saya lahir, saya dan suami kerap kebingungan mencari nama. Padahal Allah sudah memberi waktu beberapa bulan kepada kami sebelum kelahiran anak untuk mempersiapkan nama. Namun kenyataannya tetap saja kelimpungan ketika mendekati hari ke-7 setelah kelahiran. Di hari ke-7 kelahiran anak, kita memang mengupayakan untuk menyembelih hewan aqiqah. Itu pun jika ada rejekinya. Kalau pun tidak, ya tidak masalah karena sifatnya sunah. Jika sudah lewat dari 7 hari orang tua berniat mengaqiqahkan anak, itu boleh-boleh saja. Aisyah r.a. pernah mengatakan, bahwa aqiqah itu bisa dilakukan pada hari ketujuh, hari keempatbelas dan hari keduapuluh satu.
Saya pernah mempersiapkan dana untuk aqiqah sejak bayi laki-laki saya masih dalam kandungan. Karena laki-laki maka dana yang disiapkan pun yang cukup membeli 2 ekor kambing. Ketika menjelang kelahiran, baru ketahuan kalau bayi yang saya kandung itu posisinya sungsang. Rencana besok paginya mau terapi untuk memutar posisi janin, eh... pukul 24.00 malam malah mulai terasa kontraksi. Kontraksi terus berlangsung semakin rapat. Akhirnya pukul 03.00 air ketuban pun pecah.
Suami membawa saya ke bidan terdekat. Melihat kondisi janin sungsang dengan berat badan janin besar, Bidan menyatakan tidak sanggup jika harus bekerja sendirian. Ia membutuhkan pendampingan seorang dokter spesialis. Bidan meminta persetujuan suami saya untuk memanggil dokter yang ia rekomendasikan. Melihat kondisi isteri membutuhkan pertolongan, suami mana yang tega. Tanpa berpikir panjang suami langsung menyetujui tindakan Ibu Bidan. Namun yah, otomatis dana persalinan pun membengkak lebih besar dari yang kita perkirakan. Tapi mungkin itulah hikmahnya menyiapkan dana untuk aqiqah. Akhirnya, dana yang sedianya untuk aqiqah malah terpakai untuk biaya persalinan.
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka pada hari ketujuh disembelih hewan, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Tirmidzi)
“Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan mereka agar beraqiqah dua ekor kambing yang sepadan (umur dan besarnya) untuk bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan.” (HR. Abu Dawud)
Kembali ke soal pemberian nama untuk anak, teman-teman saya di facebook sepakat bahwa nama itu harus mengandung doa dan harapan. Orang tua juga harus memikirkan dampak pemberian nama itu pada anak. Misalnya nama itu jangan sampai mengundang ejekan teman-temannya saat besar nanti.
Rasulullah saw. sendiri pernah mengganti nama putri Umar yang bernama ‘Ashiyah (yang berarti: anak durhaka) dengan nama Jamilah (yang berarti: cantik).
“Sesungguhnya pada hari kiamat nanti kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak-bapak kalian. Oleh karena itu, buatlah nama-nama yang baik untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)
“Orang yang paling dibenci dan paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat, adalah orang yang dinamakan Malikal Amlak (raja di atas raja). Karena, tidak ada raja selain Allah.” (HR. Abu Hurairah)
Jadi, selain membuat nama-nama yang bagus untuk anak, kita pun harus tahu batasan-batasannya supaya tidak berlebihan dalam membuat nama. Karenanya di jaman dahulu, untuk menghindari kesalahan, orang-orang biasanya meminta saran para ulama dalam memilihkan nama untuk anaknya.
Seperti yang saya ceritakan di atas. Kerabat saya memesan nama untuk anaknya pada kakek saya. Kakek memang dipandang sebagai salah seorang ulama di kampung saya. Tiap satu nama yang dibuat sudah dipikirkan dan dicari artinya oleh Kakek. Nanti orang tua sang bayi bisa memilih salah satu dari nama itu baik dengan membaca seluruhnya atau mengundinya. Nama mana pun yang dipilih orang tua, semuanya mengandung arti yang baik. Tinggal nama mana yang paling cocok dan klik di hati orang tua.
Pengalaman saya, anak yang sudah besar biasanya suka menanyakan arti dari namanya. Mereka juga suka sekali jika kita bercerita proses pembuatan namanya. Menjelaskan arti nama pada anak akan mensugesti anak supaya bisa seperti yang tercantum dalam namanya. Alam bawah sadar anak akan merekam dan menjadikan arti namanya sebagai identitas dirinya. Perjuangan dalam membuat namanya pun akan menjadi kebanggaan buat dirinya. Betapa orang tuanya sudah bersusah payah membuatkan nama terbaik untuknya. Perhatian lebih dan penghargaan orang tua atas dirinya pun akan membuat rasa percaya diri anak tumbuh.
Soal aqiqah sudah, memberi nama juga sudah, tinggal tentang mencukur rambut. Untuk urusan mencukur rambut bayi, saya pernah mencukur sendiri anak saya dan ada pula yang saya serahkan pada tukang cukur. Tentu saja hasil karya tukang cukur lebih rapi karena selain ahli juga menggunakan peralatan cukur profesional. Nah, jangan lupa supaya rambut hasil cukurannya dikumpulkan dan ditimbang. Setelah itu, beratnya dikonversikan ke harga perak yang berlaku dan kita bershodaqah sejumlah itu.
“Fatimah ra. telah menimbang rambut kepala Hasan, Husain, Zainab dan Ummu Kultsum. Seberat timbangan rambut itulah ia menyedekahkan perak.” (HR. Imam Malik)
Mungkin ada sebagian dari kita yang merasa sayang jika harus mencukur habis rambut anaknya yang hitam dan tebal. Jika dilihat dari manfaatnya, maka mencukur rambut bayi itu menjadikan kulit kepala bayi lebih bersih. Kotoran-kotoran yang bersembunyi di pori-pori kepala pun bisa terangkat dan kulit kepala bisa bernafas. Efeknya perkembangan fungsi-fungsi di area kepala pun akan bekerja optimal.
Supaya rambut bayi segera tumbuh lagi dengan sehat dan lebat, orang tua saya mengajarkan supaya membalurkan potongan daun seledri ke kepala bayi yang baru dicukur. Selain itu, bundanya pun harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kacang hijau. Nutrisi yang ada pada kacang hijau akan tersalurkan pada bayi melalui ASI dan dipercaya akan mempercepat pertumbuhan rambut anak.

Khitan
Yahya menonton film saat sedang dikhitan
Saat ini proses mengkhitan anak sudah semakin ramah anak. Waktu anak bungsu saya dikhitan pun, ia menikmati proses khitannya sembari menonton film anak. Bagian perut ke bawah ditutup dengan kain hitam sehingga anak tidak melihat apa yang dokter lakukan pada penisnya. Baru setelah sampai di rumah saat pengaruh biusnya menghilang, dia mulai mempertanyakan kenapa dikhitan itu terasa sakit.
Secara bahasa, khitan berarti memotong kuluf (kulit) yang menutupi kepala penis. Para ahli fiqih menyatakan bahwa berkhitan bagi laki-laki muslim itu wajib dengan argumentasi jika seorang laki-laki muslim tidak berkhitan dikhawatirkan air kencingnya ada yang tertinggal di dalam lapisan kuluf sehingga shalatnya pun tidak sah karena masih ada najis di tubuhnya. Sehingga bagi orang tua yang mengkhitankan anaknya berarti ia tengah mempersiapkan anak untuk beribadah secara sempurna pada Allah swt.

“Lima dari fitrah yaitu khitan, istihdad (mencukur bulu kemaluan), mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan mencukur kumis.” (HR Abu Hurairah)

Kesimpulan
Jika seorang anak menemukan dirinya hidup dalam berbagai syariat Islam yang diterapkan orang tuanya, maka ia akan mendapatkan pemahaman bahwa ia adalah seorang muslim. Identitas bagi anak bukan dari penyebutan tapi dari apa yang dia rasakan dan alami. Memahami citra dirinya sejak kecil akan menjadi dasar untuk kehidupan selanjutnya. Tinggal bagaimana orang tua dapat menerapkan pada anak sebagai sesuatu yang berkesan. Sehingga anak akan terus memegangnya dan mensyukuri kehidupannya sebagai muslim.

10 komentar:

  1. masya Allah, mbak ibu yang hebat. Memiliki 6 orang anak tapi masih punya waktu untuk ngeblog...salut mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, sharing aja Mba. Biar gak disimpan di hati hehe... :)

      Hapus
  2. Mbak, nanti kira-kira ada tulisan tentang menyapih juga kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan saya selanjutnya berdasarkan kasus, Mba. InsyaAllah salah satu kasusnya ada tentang menyapih.

      Hapus
  3. Alhamdulillah anak2ku semua sudah di aqikah, sekarang sedang menyapih anak yang bungsu. semoga kita bisa menajdi orang tua yang shalih bagi anak2 kita terutama dalam menunaikan hak2 mereka sejak baru lahir

    BalasHapus
  4. wah semoga selalu ingit ini, makasih ya dah jd ispirasi, jd pingin cepet nikah heheheh

    BalasHapus
  5. Ya ampun aku baca ini malah jd inget, anakku yg bungsu blm aku akikah mbak -_-. Pdhl skr udh 10 bulan..

    Aku dulu jg ga ngasih asi ke anakku.. Tapi gara2 nya babyblues. Jd aku sempet awal2 baru lahiran ga mau samasekali nyentuh sih bayi.. Nangis, marah.. Jdnya asi jg lama2 ga kluar.. Tapi ya sudahlah... Yg penting si baby skr jg sehat ya :)

    BalasHapus
  6. dùng dầu gội tresemme có tốt không để có thể sử dụng cho tóc yếu, chăm sóc tóc một cách tốt nhất. Trên thị trường hiện nay có rất nhiều loại thuốc nhuộc cao cấp, hay dùng thử thuốc nhuộm davines nhé, thuốc nhuộm tóc davines giá bao nhiêu và mua ở đâu là tốt nhất?
    Có thể bạn quan tâm rằng cửa kính tự động giá bao nhiêu để có thể lựa chọn cho mình một đơn vị cung cấp và lắp đặt tốt nhất. chúng tôi chuyên cung cấp các sản phẩm cửa tự động cortech hàn quốc chính hãng tốt nhất. Điều đặc biệt hơn, Nhật Bản một đất nước nổi tiếng với nhiều thương hiệu cửa tự động chất lượng cao, tham khảo cổng trượt tự động nhật bản để có một sự lựa chọn tốt nhất.

    BalasHapus

Terima kasih sudah meninggalkan jejak :)