Setiap saya menghadiri undangan acara syukuran
kelahiran bayi, saya selalu melihat ada kegembiraan dan harapan besar pada
keluarga itu. Ibu-ibu pengajian diundang untuk melantunkan ayat-ayat al qur’an.
Makanan dihidangkan kepada sanak saudara, tetangga dan seluruh tamu undangan.
Semua dilakukan demi menyambut jabang bayi yang baru lahir. Orang tua jabang
bayi meminta pada semua yang hadir supaya dapat mendoakan anaknya agar tumbuh
sehat sempurna, menjadi anak shaleh, dijauhkan dari segala marabahaya, dimudahkan
rejekinya dan berbagai harapan baik lainnya.
Demikianlah Allah menumbuhkan kasih sayang pada hati
kedua orang tua kepada anaknya. Apapun rela dilakukan orang tua demi untuk
kebaikan anaknya. Kasih sayang yang ditanamkan Allah di hati orang tua tersebut
haruslah menjadi modal bagi orang tua dalam rangka mendidik anak secara berkelanjutan.
Allah menjanjikan pahala yang tidak terputus bagi orang tua yang senantiasa
didoakan oleh anaknya yang shaleh meskipun orang tua sudah wafat. Karenanya
harus menjadi motivasi bagi orang tua untuk terus mengupayakan pendidikan
anaknya seoptimal mungkin sehingga terwujud anak yang shaleh.
“Apabila manusia
mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah yang
mengalir, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)
Dalam Islam ada beberapa syariat yang dianjurkan dan
dicontohkan oleh Rasulullah saw. yang berkaitan dengan kelahiran anak dan
dampaknya dalam pendidikan anak.
Memperdengarkan
Lapadz Adzan dan Iqamah
Foto dari sini |
Dengan perasaan takjub, Iman menerima anaknya yang
masih dalam balutan kain dari tangan perawat. Beberapa menit lalu, bayi itu
masih dalam perut Mia, isterinya.
“Silakan diazdankan, Pak,” ujar perawat sambil
tersenyum.
Dengan suara gemetar menahan gejolak hati, Iman
mengumandangkan adzan dengan lembut di telinga kanan anaknya dilanjutkan iqamah
di telinga kirinya. Bagi Iman lantunan adzan dan iqamah ini bukan sekadar
memperdengarkan namun lebih merupakan ajakan dan harapan pada anaknya untuk
hidup taat kepada Allah swt. Air mata Iman pun berderai hingga iqamah selesai
dilantunkan. Iman mengecup kening sang bayi dan menyerahkan pada Mia untuk
disusui.
“Bahwa Nabi Saw.
telah mengumandangkan adzan pada telinga Al Hasan bin Ali (yang sebelah kanan)
ketika ia baru dilahirkan dan mengumandangkan iqamah pada telinga kirinya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ketika seorang anak lahir ke alam dunia ini, maka
kalimat yang hendaknya orang tua muslim ingin perdengarkan pada anaknya adalah
seruan untuk beribadah kepada Allah. Seperti yang termaktub dalam al qur’an
bahwa sebab terciptanya kehidupan manusia ini adalah karena adanya kewajiban
untuk mengabdi kepada Allah, Sang Khalik.
“Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adh-Dhariyat: 56)
Panggilan adzan dan iqamah adalah panggilan shalat
yang berarti menghadap dan beribadah pada Allah. Maka begitu pula dengan adzan
dan iqamah pada bayi yang baru lahir. Bayi memang belum mengerti tentang adzan
dan iqamah. Dan tidak akan pernah mengerti jika orang tua tidak pernah
mengajarkannya hingga anak tahu maksudnya. Berarti yang harus dilakukan orang
tua bukan hanya sebatas ajakan saja namun direalisasikan dengan pendidikan
sehingga ketika anaknya dewasa ia hidup dalam rangka beribadah kepada Allah
swt.
Menyusui
dan Menyapih Anak
Foto dari sini |
Waktu si sulung usia 7 bulan, saya hamil anak kedua.
Karena tidak kuat menyusui dalam keadaan hamil, akhirnya saya menyapih si
sulung di usia 9 bulan. Saya tidak terlalu khawatir menyapihnya karena si
sulung sudah makan tambahan. Jika dia minta susu, saya memberinya sufor
selang-seling dengan air rebusan beras. Alhamdulillah tidak ada pengaruh pada
kecerdasan intelektualnya. Ketika masuk SMA dan melakukan psikotest, IQ-nya ada
di 137.
Sedangkan untuk si bungsu keadaannya lain lagi.
Sejak dia lahir, ASI yang keluar sangat sedikit. Puting payudara saya pun lecet
dan berdarah. Mungkin karena faktor usia saya yang menjelang 40-an. Tubuh bayi waktu
itu sampai panas karena lapar. Akhirnya saya memutuskan untuk memberi tambahan
sufor selain ASI.
Semua orang sudah tahu dan mengakui akan manfaat gizi
dan pemberian ASI ini. Namun kenyataannya tidak semua ibu dapat menyempurnakan
pemberian ASI hingga 2 tahun karena berbagai faktor. Salah satu contohnya, seperti yang terjadi pada
diri saya. Allah Maha Tahu, sehingga solusinya pun sudah Allah cantumkan dalam
al qur’an. Berikut ayat yang membahas mengenai masalah menyusui dan penyapihan.
“Para Ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah
seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. (Qs.Al
Baqarah: 233)
Menyusui anak hendaklah dimanfaatkan juga sebagai
media membangun kelekatan (ikatan emosi) dengan anak. Kebiasaan-kebiasaan
membelai janin saat dalam kandungan sebaiknya diteruskan. Begitu ibu dan anak
sudah mendapat posisi nyaman, belailah kepala dan bahu anak dengan lembut. Bisikan
doa-doa dan harapan supaya menjadi anak yang shaleh. Mohon juga kepada Allah
supaya air susu yang masuk ke mulut bayi itu halal dan barokah.
Kadang seorang ibu tertidur pada saat menyusui
karena mengantuk dan capek. Justru pada saat menyusui inilah ibu bisa
beristirahat. Namun upayakan sebelum tertidur berdoalah dahulu supaya anak kita
dilindungi. Karena tentunya pada saat tertidur, perhatian ibu akan lepas dari
anak.
Dalam proses menyusui ini, seorang ayah pun tidak
lepas peranannya. Jika kita melihat ayat
di atas, jelas tertulis bahwa demi mendukung lancarnya proses menyusui maka
ayah harus mencukupi kebutuhan ibu dengan cara yang baik. Makanan ibu harus
terjamin dan ibu pun harus merasa nyaman. Artinya proses menyusui anak bukan
hanya pekerjaan seorang ibu saja melainkan pekerjaan tim (jamaah) dengan ayah.
Aqiqah,
Mencukur Rambut dan Memberi Nama
Foto dari sini |
Waktu kecil, saya pernah disuruh kakek saya mengantarkan
beberapa gulungan kertas kecil ke rumah kerabat. Sifatnya yang seperti rahasia
malah memancing 'kenakalan' saya. Di tengah jalan, gulungan-gulungan kertas
yang mirip isi kocokan arisan itu saya buka satu per satu (maaf, Kakek).
Ternyata, isi setiap satu carik kertas itu berisi satu nama perempuan. Saya
tidak mengerti ini apa maksudnya? Kemudian saya gulung lagi kertas-kertas itu dan
saya antarkan pada orang yang dimaksud.
Sampai di rumah saya tanya Kakek untuk apa gulungan
kertas itu? Kata Kakek, itu nama-nama yang akan dipilih oleh kerabatnya untuk
memberi nama bayi perempuannya yang baru lahir. Jadi mereka minta Kakek membuatkan
beberapa pilihan nama untuk nama anaknya.
Dalam Islam, pemberian nama pada anak biasanya
dilakukan saat aqiqah yaitu hari ke-7 kelahiran. Walaupun nama sudah dibuat
sejak sebelum anak lahir, namun ibaratnya peresmian nama lebih afdal pada saat
aqiqah itu. Disertai dengan cukur rambut, pemotongan hewan aqiqah dan acara
syukuran yang dihadiri sanak saudara dan tetangga.
Teman-teman pernah bingung tidak saat memberi nama
anak?
Setiap anak saya lahir, saya dan suami kerap
kebingungan mencari nama. Padahal Allah sudah memberi waktu beberapa bulan
kepada kami sebelum kelahiran anak untuk mempersiapkan nama. Namun kenyataannya
tetap saja kelimpungan ketika mendekati hari ke-7 setelah kelahiran. Di hari
ke-7 kelahiran anak, kita memang mengupayakan untuk menyembelih hewan aqiqah.
Itu pun jika ada rejekinya. Kalau pun tidak, ya tidak masalah karena sifatnya
sunah. Jika sudah lewat dari 7 hari orang tua berniat mengaqiqahkan anak, itu boleh-boleh saja. Aisyah r.a. pernah mengatakan, bahwa aqiqah itu bisa dilakukan pada hari ketujuh, hari keempatbelas dan hari keduapuluh satu.
Saya pernah mempersiapkan dana untuk aqiqah sejak
bayi laki-laki saya masih dalam kandungan. Karena laki-laki maka dana yang
disiapkan pun yang cukup membeli 2 ekor kambing. Ketika menjelang kelahiran,
baru ketahuan kalau bayi yang saya kandung itu posisinya sungsang. Rencana besok paginya
mau terapi untuk memutar posisi janin, eh... pukul 24.00 malam malah mulai
terasa kontraksi. Kontraksi terus berlangsung semakin rapat. Akhirnya pukul
03.00 air ketuban pun pecah.
Suami membawa saya ke bidan terdekat. Melihat
kondisi janin sungsang dengan berat badan janin besar, Bidan menyatakan tidak
sanggup jika harus bekerja sendirian. Ia membutuhkan pendampingan seorang
dokter spesialis. Bidan meminta persetujuan suami saya untuk memanggil dokter
yang ia rekomendasikan. Melihat kondisi isteri membutuhkan pertolongan, suami
mana yang tega. Tanpa berpikir panjang suami langsung menyetujui tindakan Ibu Bidan.
Namun yah, otomatis dana persalinan pun membengkak lebih besar dari yang kita perkirakan.
Tapi mungkin itulah hikmahnya menyiapkan dana untuk aqiqah. Akhirnya, dana yang
sedianya untuk aqiqah malah terpakai untuk biaya persalinan.
“Setiap anak
tergadai dengan aqiqahnya, maka pada hari ketujuh disembelih hewan, dicukur
rambutnya, dan diberi nama.” (HR.
Tirmidzi)
“Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan mereka agar beraqiqah dua ekor
kambing yang sepadan (umur dan besarnya) untuk bayi laki-laki dan seekor
kambing untuk bayi perempuan.” (HR. Abu
Dawud)
Kembali ke soal pemberian nama untuk anak,
teman-teman saya di facebook sepakat bahwa nama itu harus mengandung doa dan
harapan. Orang tua juga harus memikirkan dampak pemberian nama itu pada anak.
Misalnya nama itu jangan sampai mengundang ejekan teman-temannya saat besar
nanti.
Rasulullah saw. sendiri pernah mengganti nama putri
Umar yang bernama ‘Ashiyah (yang berarti: anak durhaka) dengan nama Jamilah
(yang berarti: cantik).
“Sesungguhnya
pada hari kiamat nanti kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan
nama-nama bapak-bapak kalian. Oleh karena itu, buatlah nama-nama yang baik
untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)
“Orang yang
paling dibenci dan paling buruk di sisi Allah pada hari kiamat, adalah orang
yang dinamakan Malikal Amlak (raja di atas raja). Karena, tidak ada raja selain
Allah.” (HR. Abu Hurairah)
Jadi, selain membuat nama-nama yang bagus untuk
anak, kita pun harus tahu batasan-batasannya supaya tidak berlebihan dalam
membuat nama. Karenanya di jaman dahulu, untuk menghindari kesalahan, orang-orang
biasanya meminta saran para ulama dalam memilihkan nama untuk anaknya.
Seperti yang saya ceritakan di atas. Kerabat saya
memesan nama untuk anaknya pada kakek saya. Kakek memang dipandang sebagai
salah seorang ulama di kampung saya. Tiap satu nama yang dibuat sudah
dipikirkan dan dicari artinya oleh Kakek. Nanti orang tua sang bayi bisa memilih
salah satu dari nama itu baik dengan membaca seluruhnya atau mengundinya. Nama
mana pun yang dipilih orang tua, semuanya mengandung arti yang baik. Tinggal
nama mana yang paling cocok dan klik di hati orang tua.
Pengalaman saya, anak yang sudah besar biasanya suka
menanyakan arti dari namanya. Mereka juga suka sekali jika kita bercerita
proses pembuatan namanya. Menjelaskan arti nama pada anak akan mensugesti anak supaya
bisa seperti yang tercantum dalam namanya. Alam bawah sadar anak akan merekam
dan menjadikan arti namanya sebagai identitas dirinya. Perjuangan dalam membuat
namanya pun akan menjadi kebanggaan buat dirinya. Betapa orang tuanya sudah
bersusah payah membuatkan nama terbaik untuknya. Perhatian lebih dan
penghargaan orang tua atas dirinya pun akan membuat rasa percaya diri anak
tumbuh.
Soal aqiqah sudah, memberi nama juga sudah, tinggal
tentang mencukur rambut. Untuk urusan mencukur rambut bayi, saya pernah
mencukur sendiri anak saya dan ada pula yang saya serahkan pada tukang cukur. Tentu
saja hasil karya tukang cukur lebih rapi karena selain ahli juga menggunakan
peralatan cukur profesional. Nah, jangan lupa supaya rambut hasil cukurannya
dikumpulkan dan ditimbang. Setelah itu, beratnya dikonversikan ke harga perak
yang berlaku dan kita bershodaqah sejumlah itu.
“Fatimah ra. telah
menimbang rambut kepala Hasan, Husain, Zainab dan Ummu Kultsum. Seberat
timbangan rambut itulah ia menyedekahkan perak.” (HR. Imam Malik)
Mungkin ada sebagian dari kita yang merasa sayang jika
harus mencukur habis rambut anaknya yang hitam dan tebal. Jika dilihat dari
manfaatnya, maka mencukur rambut bayi itu menjadikan kulit kepala bayi lebih
bersih. Kotoran-kotoran yang bersembunyi di pori-pori kepala pun bisa terangkat
dan kulit kepala bisa bernafas. Efeknya perkembangan fungsi-fungsi di area
kepala pun akan bekerja optimal.
Supaya rambut bayi segera tumbuh lagi dengan sehat
dan lebat, orang tua saya mengajarkan supaya membalurkan potongan daun seledri
ke kepala bayi yang baru dicukur. Selain itu, bundanya pun harus banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung kacang hijau. Nutrisi yang ada pada kacang
hijau akan tersalurkan pada bayi melalui ASI dan dipercaya akan mempercepat
pertumbuhan rambut anak.
Saat ini proses mengkhitan anak sudah semakin ramah
anak. Waktu anak bungsu saya dikhitan pun, ia menikmati proses khitannya sembari
menonton film anak. Bagian perut ke bawah ditutup dengan kain hitam sehingga
anak tidak melihat apa yang dokter lakukan pada penisnya. Baru setelah sampai
di rumah saat pengaruh biusnya menghilang, dia mulai mempertanyakan kenapa
dikhitan itu terasa sakit.
Secara bahasa, khitan berarti memotong kuluf (kulit)
yang menutupi kepala penis. Para ahli fiqih menyatakan bahwa berkhitan bagi
laki-laki muslim itu wajib dengan argumentasi jika seorang laki-laki muslim
tidak berkhitan dikhawatirkan air kencingnya ada yang tertinggal di dalam
lapisan kuluf sehingga shalatnya pun tidak sah karena masih ada najis di
tubuhnya. Sehingga bagi orang tua yang mengkhitankan anaknya berarti ia tengah
mempersiapkan anak untuk beribadah secara sempurna pada Allah swt.
“Lima dari
fitrah yaitu khitan, istihdad (mencukur bulu kemaluan), mencabut bulu ketiak,
memotong kuku dan mencukur kumis.” (HR
Abu Hurairah)
Kesimpulan
Jika seorang anak menemukan dirinya hidup dalam berbagai
syariat Islam yang diterapkan orang tuanya, maka ia akan mendapatkan pemahaman
bahwa ia adalah seorang muslim. Identitas bagi anak bukan dari penyebutan tapi
dari apa yang dia rasakan dan alami. Memahami citra dirinya sejak kecil akan
menjadi dasar untuk kehidupan selanjutnya. Tinggal bagaimana orang tua dapat menerapkan
pada anak sebagai sesuatu yang berkesan. Sehingga anak akan terus memegangnya
dan mensyukuri kehidupannya sebagai muslim.
masya Allah, mbak ibu yang hebat. Memiliki 6 orang anak tapi masih punya waktu untuk ngeblog...salut mbak
BalasHapusAlhamdulillah, sharing aja Mba. Biar gak disimpan di hati hehe... :)
HapusMbak, nanti kira-kira ada tulisan tentang menyapih juga kah?
BalasHapusTulisan saya selanjutnya berdasarkan kasus, Mba. InsyaAllah salah satu kasusnya ada tentang menyapih.
HapusAlhamdulillah anak2ku semua sudah di aqikah, sekarang sedang menyapih anak yang bungsu. semoga kita bisa menajdi orang tua yang shalih bagi anak2 kita terutama dalam menunaikan hak2 mereka sejak baru lahir
BalasHapusAamiin...terima kasih sudah berkunjung, Mba :)
Hapuswah semoga selalu ingit ini, makasih ya dah jd ispirasi, jd pingin cepet nikah heheheh
BalasHapusAamiin... :)
HapusYa ampun aku baca ini malah jd inget, anakku yg bungsu blm aku akikah mbak -_-. Pdhl skr udh 10 bulan..
BalasHapusAku dulu jg ga ngasih asi ke anakku.. Tapi gara2 nya babyblues. Jd aku sempet awal2 baru lahiran ga mau samasekali nyentuh sih bayi.. Nangis, marah.. Jdnya asi jg lama2 ga kluar.. Tapi ya sudahlah... Yg penting si baby skr jg sehat ya :)
dùng dầu gội tresemme có tốt không để có thể sử dụng cho tóc yếu, chăm sóc tóc một cách tốt nhất. Trên thị trường hiện nay có rất nhiều loại thuốc nhuộc cao cấp, hay dùng thử thuốc nhuộm davines nhé, thuốc nhuộm tóc davines giá bao nhiêu và mua ở đâu là tốt nhất?
BalasHapusCó thể bạn quan tâm rằng cửa kính tự động giá bao nhiêu để có thể lựa chọn cho mình một đơn vị cung cấp và lắp đặt tốt nhất. chúng tôi chuyên cung cấp các sản phẩm cửa tự động cortech hàn quốc chính hãng tốt nhất. Điều đặc biệt hơn, Nhật Bản một đất nước nổi tiếng với nhiều thương hiệu cửa tự động chất lượng cao, tham khảo cổng trượt tự động nhật bản để có một sự lựa chọn tốt nhất.