Kamis, 08 November 2018

Gadai Emas untuk Biaya Haji


Setiap muslim sejati pasti berharap ingin menunaikan ibadah haji, ibadah wajib yang ke-5 dalam rukun Islam. Demikian pula dengan saya dan suami. Namun apa daya, biaya untuk daftar haji tidak kunjung genap di buku tabungan kami. Udah nambah, eh berkurang lagi untuk berbagai kebutuhan lain. Kalau udah gitu, rasanya saya gemes karena merasa kurang mempioritaskan dana untuk berhaji. Padahal bisa jadi sebetulnya saya mampu.


Di Indonesia, untuk mendapatkan porsi haji, kita mesti mendaftarkan diri dengan menyerahkan beberapa persyaratan berupa berkas-berkas dan uang muka biaya haji sebanyak Rp 25 juta. Waktu itu, uang kita di rekening tabungan yang direncanakan untuk biaya haji hanya mencapai sekitar 10 juta. Saya punya lah perhiasan emas 17 karat berupa gelang dan cincin kawin senilai kurang lebih 20 gram. Kalau dijual mungkin bisa dapat 10 juta-an.

Duh, mungkinkah saya bisa menabung hingga mencapai nilai 50 juta tanpa terganggu, supaya saya dan suami bisa bersama-sama daftar haji. Sebenarnya, saya bingung juga karena merasa uang 10 juta di tabungan pun mengendap begitu saja, tidak produktif. Dipakai biaya haji tidak cukup, mau dipakai untuk keperluan lain dulu, khawatir susah lagi baliknya hehe...

Sampai akhirnya saya terpikir sesuatu dan saya pun melemparkan ide itu pada suami.
“Pak, gimana kalau uangnya kita titip di Alloh saja?” ungkap saya.
“Maksudnya bagaimana?” tanya suami.
“Bagiamana kalau uang tabungan dan perhiasan emas saya itu digunakan untuk biaya umrah Abak (mertua saya)? Totalnya kan bisa mencapai 20 jutaan. Kalau pun kurang, paling kita nambah-nambah dikit. Mudah-mudahan saja dengan cara begitu, harta kita jadi berkah dan mengundang rahmat Allah hingga Dia memudahkan kita untuk berhaji ke rumah-Nya.”

Saya merasa rencana penggunaan uang untuk umrah ini tidak menyalahi niat awal karena toh sama-sama digunakan untuk ke tanah suci.

Suami setuju dan langsung menelepon ayahnya untuk menawarkan barangkali mau berangkat umrah. Kebetulan paman saya tidak lama lagi akan berangkat umrah pula. Barangkali saja bisa berangkat bersama. Namun ya, takdir berkata lain. Kita punya rencana, kenyataannya mertua belum siap berangkat karena kondisi kesehatan. Kecewa sih, rasanya kita tidak mendapat titik terang selain harus kembali ke cara awal yaitu menabung lagi yang entah kapan akan terkumpul hingga 50 juta. Duh, kami harus bagaimana, ya Alloh?

Esok paginya saya cerita ke suami tentang adik-adik saya yang suka beli logam mulia di Pegadaian. Saya bilang, saya tertarik juga. Soalnya kalau uang tidak diinvestasikan ke benda yang berguna, suka habis gak terasa.
Suami bilang, “Kan selama ini kamu juga udah investasi.”
Saya terbelalak heran, “oya?”
“Iya, investasi ke tas, baju, kosmetik, dan lain-lain,” godanya sambil tertawa.
Idiih...ternyata dia nyindir ya haha... Iya, emang dia bener sih.
“Makanya itu. Barang kayak gitu kan habis atau rusak. Sedangkan emas, semakin lama nilainya semakin naik. Terus kita bisa jual lagi kalau butuh,” ujar saya.
“Ya, udah tanya-tanya sana ke Pegadaian,” pungkas suami.

Saya pun berangkat ke Pegadaian dan mulai tanya-tanya tentang cara pembelian logam mulia di Pegadaian. Ternyata ada yang model pinjaman yang ditentukan cicilan per bulannya dan ada yang berbentuk tabungan emas (Saat menulis artikel ini, saya sudah mencoba dua-duanya. Kapan-kapan saya cerita soal ini ya).

Brosur Arrum Haji
Sambil mendengarkan penjelasan customer service, mata saya melirik ke brosur yang ada di mejanya. Kata ‘ARRUM HAJI’ menarik perhatian saya. Saat itu juga saya membelokan pembicaraan.
“Maaf, Mba. Saya potong dulu. Saya ingin tahu brosur tentang apa ini?” tanya saya sembari mengambil dan menyodorkan brosur tersebut.
“Oh, itu program peminjaman dana haji dengan jaminan emas, Bu. Jadi, kalau Ibu punya perhiasan senilai 7 jutaan atau kurang lebih 25 gram, itu bisa dijaminkan kesini. Nanti kita pinjamkan dana sebanyak Rp 25 juta untuk dapat porsi haji. Kita akan antar Ibu sampai ke meja pendaftaran haji. Setelah itu Ibu bisa mengembalikan dana pinjaman secara mencicil hingga 5 tahun. Jika sudah lunas, kami akan mengembalikan perhiasan Ibu. Mungkin ke depannya bisa ibu jual perhiasan itu untuk pelunasan biaya haji. Jadi Ibu tidak bingung lagi dengan pelunasannya. Nah, Program Arrum Haji ini digulirkan oleh Pegadaian Syariah, jadi sistem pinjamannya pun dengan sistem syariah ya, Bu.”

(WHAT?!!! Ternyata perhiasan yang saya punya selama ini bisa juga jadi modal daftar haji?)

Saya bilang, “sepertinya perhiasan yang saya punya nilainya nyampe segitu deh, Mba. Bisakah saya ikut program ini?”
“Tentu saja, Bu. Bahkan kalau Ibu tidak punya perhiasannya tapi punya uang cash, Ibu bisa beli logam mulia 25 karat di pegadaian sebanyak 15 gram. Harganya kira-kira 8 jutaan. Nah, logam mulia itu bisa Ibu jaminkan kesini untuk mendapat pinjaman dana pendaftaran haji.”

Pikiran saya langsung melayang ke uang tabungan haji yang urung dipakai. Berarti perhiasan saya bisa untuk daftar haji saya, dan uang tabungannya bisa dipakai untuk beli logam mulia sebagai jaminan pendaftaran haji suami saya. MasyaAlloh... ternyata Alloh langsung memberi jawaban kepada kami bahkan tidak sampai satu hari.

Setelah mendengarkan lebih lanjut mengenai syarat-syarat pendaftaran Program Arrum Haji, saya pun permisi pulang karena ingin segera memberi kabar pada suami.

Di rumah saya menelepon suami yang sudah berangkat ke kantor. Alhamdulillah suami setuju dan bilang, ya siapkan saja seluruh persyaratannya.
Dengan semangat tinggi, saya pun menyiapkan seluruh persyaratannya. Nah, ini dia persyaratannya:
1.      Perhiasan emas senila 7 jutaan ATAU uang untuk membeli LM 15 gram
2.      Biaya administrasi Rp 270.000,-/orang
3.      Saldo Tabungan Haji Rp 500.000,-/orang
4.      Foto Copy KTP 5 lembar bolak-balik
5.      Foto Copy Kartu Keluarga 5 lembar bolak-balik
6.      Foto Copy surat nikah 5 lembar full
7.      Pas foto 80% 3x4 (15 lembar), 4x6 (10 lembar)
8.      Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas atau Rumah Sakit Pemerintah
9.      Surat Keterangan Domisili dari RT, RW, Kelurahan, Kecamatan
10.  Materai 2 lembar

Setelah semua lengkap, saya segera mem-foto copy seluruh berkas yang dibutuhkan. Untuk pas foto, kebetulan masih ada file foto bekas syarat umrah beberapa tahun lalu. Tinggal dicetak ulang sejumlah yang dibutuhkan. Saya pun datang ke RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan untuk meminta Surat Keterangan Domisili. Tanpa menunggu suami, sekalian pula saya ke Puskesmas untuk mendapatkan surat keterangan sehat. Pikir saya, karena waktu saya lebih luang dari suami, setidaknya saya jadi lebih tahu dulu prosedurnya. Jadi pas suami periksa kesehatan bisa lebih cepat karena gak bingung lagi soal prosedur. Pokoknya yang bisa saya lakukan sendiri, saya lakukan. Alhamdulillah 2 hari selesailah urusan-urusan berkas.

Saya pun datang kembali ke Pegadaian untuk menyerahkan syarat-syarat pendaftaran Program Arrum Haji. Pegadaian membuat Surat Tanda Terima Berkas dan Syarat Arrum Haji. Selain itu, saya dan suami diminta bersiap dihubungi dan meluangkan waktu untuk melakukan akad pinjaman, pembukaan tabungan haji di bank syariah yang bekerja sama dengan pegadaian dan pendaftaran haji ke Kemenag tingkat kota. Rencananya saya akan mencicil selama 5 tahun.
Diantar langsung daftar haji ke Kemenag tingkat kota

10 hari kemudian, datanglah panggilan itu. Saya dan suami melakukan Akad Pinjaman yang Disertai Rahn Pada Pegadaian Arrum Haji. Kami pun langsung dibuatkan buku tabungan haji oleh bank syariah. Setelah itu, saya diantar petugas bank syariah ke Kemenag untuk melakukan pendaftaran. Alhamdulillah, sehari itu semuanya berjalan lancar. Tanpa menunggu lama, saya dan suami dipanggil petugas pendaftaran untuk melakukan proses pendaftaran. Kami pulang membawa foto copy Tanda Bukti Setoran Awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (SABPIH) dari bank syariah dan foto copy Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dari Kemenag. Sementara yang aslinya disimpan oleh pihak pegadaian hingga pinjaman dilunasi. 

Di SPPH itu tercantum nomor porsi yang bisa disubmit ke portal haji pada website Kemenag RI untuk mengetahui jadwal perkiraan keberangkatan haji kita. Setelah memasukan nomor porsi haji yang diberikan waktu pendaftaran haji, saya dan suami dijadwalkan berangkat maksimum tahun 2031. Duh... masih lama ya, 13 tahun lagi. Tapi, menurut informasi, biasanya sih gak sampai segitu lamanya. Rata-rata bisa dipangkas sampai setengahnya. Ya, mudah-mudahan saja, paling lambat 7 tahun lagi kita bisa berangkat haji. Semoga Alloh memberi umur panjang pada kami untuk beribadah pada-Nya, aamiin...yra. Kalaupun tidak sampai, setidaknya niat dan langkah kami telah menjadi bukti bahwa kami benar-benar ingin menunaikan ibadah wajib rukun Islam ke-5 ini. Semoga telah dicatat sebagai pahala, aamiin...yra.
Website Kemenag RI untuk mengecek perkiraan berangkat haji

Sepulang dari sana, saya membagikan kabar gembira ini pada saudara dan teman dekat. Alhamdulillah adik dan ipar saya yang belum berhaji, keponakan dan beberapa teman dekat ikut mendaftar haji juga melalui program ini. Mudah-mudahan saja bisa berangkat bersama-sama. 

Bahagia rasanya saya jika melihat seseorang mendapatkan pencerahan dan jalan untuk beribadah kepada Alloh. Dan demikian pula tulisan ini saya maksudkan. Semoga menjadi solusi bagi teman-teman yang memiliki masalah seperti saya. Doakan saya supaya diberi kelancaran hingga dapat melaksanakan ibadah haji, ya Teman-teman. Saya berdoa juga kepada Allah, jika ini kebaikan dan diridhoi maka saya minta dimudahkan segala sesuatunya. 

Sampai tulisan ini dibuat, saya sudah mencicil selama 1 tahunan. Tidak terasa memang. Namun, saya dan suami bertekad jika memiliki rejeki lebih, kami akan segera melunasi pinjaman itu supaya hati lebih tenang.

Bagi teman-teman yang ingin penjelasan lebih lanjut tentang program Arrum Haji ini, bisa datang langsung ke kantor Pegadaian terdekat atau kunjungi website Pegadaian Syariah. Dan sebagai landasan, Teman-teman bisa baca di sini atau di sini. Selebihnya wallohu’alam bishowab. Semoga membantu.

13 komentar:

  1. Balasan
    1. kalau LM ya. Kalau perhiasan, punya saya 17 karat juga bisa.

      Hapus
  2. selama ini saya pakai pegadaian untuk beli tabungan emas mbak, udah punya 5 gram saya cicil beli tahun lalu, tahun depan bisa beli 5 gram lg. jd suatu saat mau pergi haji bisa dijaminkan lewat program ini. informatif banget buat saya,,, kemudahan ke tanah suci menjadi semakin terang. Alahamdulillah makasih sharenya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mas. Semoga diberi kelancaran untuk beribadah haji ya, Mas.

      Hapus
  3. Wah serius gk nih? Baru denger ada sistem kyk gini.
    Ibaratnya titip emas buat naik haji. Pulangnya bisa ambil lg emasnya dg melunasi boaya haji dg cicilan. Mantappula ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dilunasi dulu, Mba sambil nunggu antrian panggilan.

      Hapus
  4. Masha Allah, akhirnya ditunjukan jalannya ya mba, terimakasih infonya mba, insha Allah membantu banget nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, Mba. Alhamdulillah. Terima kasih sudah berkunjung ya, Mba 😊

      Hapus
  5. Kalau menyicil emas lewat Pegadaian, memang sudah tahu dari dulu. Wah, ternyata produk turunannya ada banyak.

    BalasHapus
  6. Wah ternyata sekarang makin dipermudah yah untuk menunaikan ibadah Haji :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas. Mudah-mudahan semakin banyak umat muslim yang bisa merasakan nikmatnya ibadah di tanah suci.

      Hapus
  7. selama ini aku punya tabungan emasnya doang di pegadaian. tp malah ga tau ada produk yg ini jugaaa..:D. coba ntr ksh tau suamiku, krn kmrn itu dia yg pgn banget bisa daftar. aku pribadi lbh seneng umroh krn bisa berangkat saat itu jg. Tapi kalo bisa pakai cara gadai emas gini, lbh gampang sih.. aku lgs kepikiran emas batangan yg udah aku kumpulin dijadiin modal awalnya :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah meninggalkan jejak :)