Senin, 17 April 2017

Memperlakukan Anak Sebagai Raja



Menurut Ali bin Abi Thalib Ra. ada tiga pengelompokkan dalam cara memperlakukan anak:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.

2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.

3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.

Di sini saya bahas dulu tentang kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja. Nah, apa yang Anda bayangkan tentang seorang raja?
Ada yang mengatakan bahwa raja itu hidupnya enak, nyaman, dilayani dan perintahnya selalu dituruti. Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah sih tapi jika kita memperlakukan anak seperti itu, berarti kita memposisikan diri kita hanya sebagai pelayan raja. Padahal kita tahu, di sekeliling raja itu tidak hanya pelayan tapi banyak orang dengan status dan tugasnya masing-masing. Selain pelayan atau dayang istana, sebut saja ada permaisuri, para pangeran dan puteri, ibu suri, penasihat, perdana mentri, panglima perang, koki istana dan lain-lain.
Coba dudukan kita sebagai orang-orang yang berada di sekeliling raja tersebut.
Kalau kita berlaku sebagai dayang, tentu kita akan yang melayani kebutuhan-kebutuhan raja. Kalau kita berlaku sebagai penasihat raja, tentu nasihat kita akan selalu dinantikan dan diikuti sang raja. Kalau kita menjadi perdana mentri, tentu kita harus pandai berdiplomasi supaya program-programnya diluluskan raja. Kalau kita sebagai panglima, tentu kita harus mengutamakan keselamatan raja. Kalau kita koki istana, tentu kita harus improvisasi membuatkan makanan yang bergizi dan raja menyukainya. Kalau kita sebagai permaisuri yang sangat dicintainya, tentu kita akan menjadi belahan jiwanya . Kalau kita sebagai pangeran dan puteri raja, tentu kita akan menjadi penyejuk matanya. Kalau kita sebagai ibu surinya, tentu kita akan dihormati dan dimuliakannya. Begitu seterusnya.
Jadi saya memahami anak diperlakukan sebagai raja, bukan berarti anak dimanjakan. Karena kehidupan raja tidak hanya sekedar dilayani. Kalau saya memperlakukan anak 7 tahun ke bawah sebagai raja itu artinya memperlakukan mereka dengan lemah lembut. Nyuruh mereka, tetep. Ngelarang mereka juga tetep. Tapi tidak dengan pemaksaan. Namun pakai teknik. Sama halnya seperti orang-orang di sekeliling raja memperlakukan raja.
Singkatnya, tugas orang tua pada anak 7 tahun ke bawah itu melayani, menjaga, mengayomi dan melindungi dengan cara sopan seperti kepada raja. Jika kita bersikap lembut dan sopan pada anak maka anak akan mencontoh. Dia akan bersikap sopan juga pada orang lain dalam kondisi apapun. Sama seperti orang tuanya saat menghadapi dirinya. Lagi seneng, lagi nyebelin, sikap orang tuanya tetap dalam kendali. Kalau orang tuanya bersikap reaktif, maka siap-siap saja dengan kemampuan duplikasi anak. Jangan heran jika anak marah kok mirip dengan gaya marah orang tuanya.
Oya sebagai tambahan, menurut saya sopan itu bukan berati tidak berani dan tidak tegas. Sopan itu elegan, bersikap benar tanpa menjatuhkan harga diri kemanusiaan seseorang. Demikian.

Nah untuk teman-teman yang ingin bahasan tentang kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan, bisa baca DISINI ya.

10 komentar:

  1. betul mba setuju :) cuman kadang emang bikin esmosi aja klo tnyata dg lembut tak kunjung dpt balasan hahaha

    BalasHapus
  2. Oalaahh kamu membahas jg ya ttg kategori 1. Nah kalo ini aku setuju, walo diperlakukan sbgai raja, tp ttp diperlakukan dgn lembut dan diksh tau kalo salah.. Jgn cuma dibiarin.. :) moga2 aku jg bisa lbh sabar menghadapi anakku yg usia ini mba

    BalasHapus
  3. Mbaa Yas, aku setuju ^^
    Ah makasih yaaa tulisannya mbaaa, makasih :)

    BalasHapus
  4. memperlakukan sebagai raja..adalah bersikap santun pada mereka agar menjadi contoh dan tauladan...

    setuju mba....

    BalasHapus
  5. Subhanallah..makasih pengingatnya Bu..tolong dikasih contoh tehnik menyuruh dan melarang tnp memaksa sprt apa ya Bu?
    Makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba dikerjakan bersama, Mba. Jadi tidak menyuruh sambil berharap anak mau mengerjakan sendiri. Tapi sambil kita juga melakukannya.

      Hapus

Terima kasih sudah meninggalkan jejak :)